TERAPI AKUPUNKTUR - AN OVERVIEW

Terapi Akupunktur - An Overview

Terapi Akupunktur - An Overview

Blog Article



Awalnya pemimpin yang pernah belajar di negara Barat berupaya melarang praktik akupunktur dan pengobatan sejenisnya.

Mengutip dari Mayo Clinic, akupuntur adalah prosedur prengobatan tradisional Tiongkok yang cukup sering digunakan untuk mengobati penyakit serta kondisi tubuh lainnya.

Kelebihan pertama dari terapi akupunktur adalah membuat tubuh lebih rileks dan tidak lagi tegang alias kaku, terutama di leher dan punggung. Tubuh yang rileks berdampak positif kepada kualitas tidur Anda, yang pastinya akan lebih nyenyak.

Hal ini sudah dibuktikan dalam sebuah penelitian terhadap hewan percobaan yang dipublikasikan di Acupuncture in Medication. 

Pada penderita diabetic issues, terapi akupunktur mampu menurunkan kadar gula darah dengan jalan memengaruhi daya kerja pankreas.

Yang menarik di sini adalah digunakannya patung-patung tersebut sebagai alat bantu ajar dan uji pengetahuan akan titik-titik akupunktur. Dikatakan bahwa patung-patung ini dilapisi dengan lilin dan berisi cairan.

Metode akupunktur di Jepang juga berbeda dengan metode yang digunakan di Tiongkok. Terdapat perbedaan tipis pada peta bagan akupunktur di Jepang. Karena tujuan efisiensi, penggunaan jarum diminimalkan, sehingga meminimalkan rasa sakit yang ditimbulkan.

, namun pemanas pada terapi ini adalah lampu khusus yang diletakkan diatas jarum-jarum akupunktur. Panas dari lampu akan menjalar ke titik akupunktur dan memberikan efek terapeutik yang kuat.

Dikutip dari medicalnewstoday.com, proses akupunktur dilakukan dengan memasukkan read more jarum ke dalam tubuh untuk merangsang saraf sensorik di kulit dan otot. Cara ini yang dapat membantu mengobati sakit kronis dan kondisi fisik lainnya.

Hingga saat ini belum ada konsensus di negara Barat mengenai apakah akupunktur benar-benar efektif. Badan pemerintah, instansi dan kalangan medis memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda.

Salah satu bahaya terapi akupunktur yang juga dapat terjadi adalah risiko infeksi. Infeksi setelah tindakan akupunktur biasanya terjadi di tempat dengan higienitas rendah.

Pada tahun 1950-an, akupunktur diupayakan menjadi salah satu disiplin ilmu pengetahuan, namun sepanjang Revolusi Budaya yang dimulai sekitar tahun 1966 membuat praktik akupunktur dan pengobatan sejenisnya kembali dilarang.

Prosedur akupunktur menggunakan jarum tipis yang akan ditusukkan ke dalam kulit pada titik-titik tertentu sesuai dengan masalah kesehatan.

Namun, jika dilakukan oleh orang yang tidak terampil atau jarum akunpunktur yang digunakan tidak steril, maka akupunktur berisiko menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti:

Report this page